Contoh Khutbah Idul Fitri 2019 M / 1440H Lengkap
Idulfitri atau juga ditulis dengan Idul Fitri (Bahasa Arab: عيد الفطر ‘Īdul-Fiṭr) yakni hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada penanggalan Hijriyah. Karena penentuan 1 Syawal yang menurut peredaran bulan tersebut, maka Idul Fitri atau Hari Raya Puasa jatuh pada tanggal yang berbeda-beda setiap tahunnya apabila dilihat dari penanggalan Masehi. Cara memilih 1 Syawal juga bervariasi, sehingga boleh jadi ada sebagian umat Islam yang merayakannya pada tanggal Masehi yang berbeda.
![]() |
Contoh Khutbah Idul Fitri 2018 M / 1439H Lengkap |
Daftar Isi
KHUTBAH PERTAMA
Jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah
Sejak tadi malam telah berkumandang alunan bunyi takbir, tasbih,
tahmid dan tahlil sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas
kemenangan besar yang kita peroleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan
selama satu bulan penuh. Sebagaimana firman Allah SWT:
“Dan hendaklah kau mencukupkan bilangannya dan hendaklah kau mengagungkan
Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kau bersyukur.”
Rasulullah SAW bersabda:
“Hiasilah hari rayamu dengan takbir.”
Takbir kita tanamkan ke dalam lubuk hati sebagai legalisasi atas kebesaran dan
keagungan Allah SWT sedangkan selain Allah semuanya kecil semata. Kalimat
tasbih dan tahmid, kita tujukan untuk mensucikan Tuhan dan segenap yang
berafiliasi dengan-Nya.
Tidak lupa puji syukur juga kita tujukan untuk Rahman dan Rahim-Nya yang tidak
pernah pilih kasih kepada seluruh hambanya. Sementara tahlil kita lantunkan
untuk memperkokoh keimanan kita bahwa Dia lah Dzat yang maha Esa dan maha
kuasa. Seluruh alam semesta ini tunduk dan patuh kepada perintah-Nya.
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah
Setelah satu
bulan penuh kita menunaikan ibadah puasa dan atas karunia-Nya pada hari ini
kita sanggup berhari raya bersama, maka sudah sepantasnya pada hari yang bahagia
ini kita bergembira, merayakan sebuah momentum kemenangan dan kebahagiaan
berkat limpahan rahmat dan maghfiroh-Nya sebagaimana yang tersurat dalam sebuah
hadis Qudsi:
Artinya: “Apabila
mereka berpuasa di bulan Ramadhan kemudian keluar untuk merayakan hari raya
kau sekalian maka Allah pun berkata: ‘Wahai Malaikatku, setiap orang yang
mengerjakan amal kebajian dan meminta balasannya sesungguhnya Aku telah
mengampuni mereka’. Sesorang kemudian berseru: ‘Wahai
ummat Muhammad, pulanglah ke daerah tinggal kalian. Seluruh keburukan kalian
telah diganti dengan kebaikan’. Kemudian Allah pun berkata: ‘Wahai hambaku,
kalian telah berpuasa untukku dan berbuka untukku. Maka bangunlah sebagai orang
yang telah mendapatkan ampunan.”
Jama`ah Idul Fithri yang berbahagia
Seiring dengan berlalunya Bulan suci Ramadhan. Banyak pelajaran aturan dan
hikmah, faidah dan fadhilah yang sanggup kita petik untuk menjadi bekal dalam
mengarungi kehidupan yang akan datang. Jika bisa diibaratkan, Ramadhan adalah
sebuah madrasah. Sebab 12 jam x 30 hari mulai terbitnya fajar hingga
terbenamnya matahari, semula sesuatu yang halal menjadi haram. Makan dan minum
yang semula halal bagi insan di sepanjang hari, maka di bulan Ramadhan
menjadi haram.
Tapi setelah
semua cobaan yg kita lewati pernahka kita memperhatikan aspek social Ramadhan,
semua orang pernah merasa kenyang tapi tidak semuanya pernah mencicipi lapar.
Baca Juga artikel Khutbah Lainnya:
Teks Khutbah Jumat Terbaru di Tahun 2018 Cinta dunia dan takut mati
Materi Khutbah Jumat Terbaru 3 Perumpamaan Sifat Manusia dalam Al-Qur’an
Teks Khutbah Jum’at Singkat Langkah Rasulullah SAW dalam Membangun Peradaban
Lihatlah diri kita, bukankah seringkali kita merasa paling besar, gumedhe, jumawa seolah-olah
semua insan kecil dan harus takluk dihadapan kita. Kita berlagak seolah kita
yakni Tuhan yang kuasa atas segala keadaan. Tidakkah kita sadar, bahwa kita
sesungguhnya tidak lain yakni makhluk yang sangat-sangat lemah, maka kepada
siapa lagi kita berharap selain kepada Allah swt yang telah membuat kita
dan dengan kasih saying Allahlah kita diberi kesempatan menikmati hidup di
dunia milik Allah ini.
Maka apa sesungguhnya yang menahan kaki kita tidak mau melangkah ke masjid ?
Apakah yang menahan kepala kita sehingga tidak mau menunduk ke tanah bersujud di hadapan Allah ?
Apakah yang menahan pengecap kita sehingga kaku dan kelu mengucapkan dzikir dan takbir ??
Apakah yang menahan hati kita sehingga sulit merindukan Allah ?
Apakah yang menahan pikirankita sehingga tidak mendambakan nirwana ?
Apakah yang mendorong jiwa kita sehingga cenderung ke neraka ?
Apakah yang menahan diri kita sehingga mengabaikan hak-hak Allah dan cenderung
memperturutkan hawa nafsu padahal hawa nafsu itu mendorong kepada kejelekan
Khutbah Idul Fitri Terbaru setelah ramadhan
Apakah
kesombongan kita sudah demikian memuncak, sehingga sedemikan lantang kita
durhaka kepada Allah. Na’udzu billah min dzalik…
Ma’syiral
muslimin rahimakumullah…
Berbahagialah
kita lantaran hingga ketika ini kita dimudahkan oleh Allah untuk bersujud, rukuk,
dihadapan Allah. Janganlah lantaran sikap kita yang menetang Allah menjadikan
Allah semakin murka kepada kita. Janganlah lantaran kesombongan dan kebodohan
kita menjadi alasannya yakni terhalangnya kita dari jalan nirwana dan menghalangi kita
mendekati Allah swt. Maka bersyukur kepada Allah atas segala karunia ini.
Karunia iman dan islam. Apalah artinya kesenangan sesaat di dunia tapi membawa
penyesalan berkepanjangan di akherat kelak.
Apakah
selepas ramadhan semakin dekat dengan Islam ataukah justru semakin jauh ??
hanya diri kita sendiri yang nanti akan membuktikan.
Oleh karena
itu, ada tiga pesan dan kesan Ramadhan yang sudah semestinya kita pegang teguh
bersama susudah Ramadhan yang mulia ini.
Pesan pertama Ramadhan yakni Pesan moral atau Tahdzibun Nafsi
Artinya, kita harus selalu mawas diri pada musuh terbesar umat manusia, yakni hawa nafsu
sebagai musuh yang tidak pernah berdamai. Rasulullah SAW bersabda: Jihad yang
paling besar yakni jihad melawan diri sendiri. Di dalam kitab Madzahib fît
Tarbiyah diterangkan bahwa di dalam diri setiap insan terdapat nafsu/naluri
semenjak ia dilahirkan. Yakni naluri marah, naluri pengetahuan dan naluri syahwat.
Dari ketiga naluri ini, yang paling sulit untuk dikendalikan dan dibersihkan
adsalah naluri Syahwat.
Hujjatul Islam, Abû Hâmid al-Ghazâlî berkata: bahwa pada diri insan terdapat
empat sifat, tiga sifat berpotensi untuk mencelakakan manusia, satu sifat
berpotensi mengantarkan insan menuju pintu kebahagiaan. Pertama, sifat
kebinatangan (بَهِيْمَةْ); tanda-tandanya menghalalkan segala cara
untuk mencapai tujuan tanpa rasa malu. Kedua, sifat buas (سَبُعِيَّةْ) ; tanda-tandanya banyaknya kezhaliman dan sedikit keadilan.
Yang besar lengan berkuasa selalu menang sedangkan yang lemah selalu kalah meskipun benar.
ketiga sifat syaithaniyah; tanda-tandanya mempertahankan hawa nafsu yang
menjatuhkan martabat manusia.
Jika ketiga tiga sifat ini lebih lebih banyak didominasi atau lebih mewarnai sebuah masyarakat
atau bangsa pasti akan terjadi sebuah perubahan tatanan social (keadaan
masyarakat) yang sangat mengkhawatirkan. Dimana keadilan akan tergusur oleh
kezhaliman, aturan bisa dibeli dengan rupiah, undang-undang bisa dipesan dengan
Dollar, sulit membedakan mana yang hibah mana yang suap, penguasa lupa akan
tanggungjawabnya, rakyat tidak sadar akan kewajibannya, seluruh daerah akan
dipenuhi oleh keburukan dan kebaikan menjadi sesuatu yang terasing, ketaatan
kesudahannya dikalahkan oleh kemaksiatan dan seterusnya dan seterusnya.
Sedangkan satu-satunya sifat yang membahagiakan yakni sifat rububiyah (رُبُوْبِيَّةْ); ditandai dengan keimanan, ketakwaan dan kesabaran yang telah kita bina tolong-menolong sepanjang bulan Ramadhan. Orang yang sanggup mengoptimalkan dengan baik sifat rububiyah di dalam jiwanya niscaya
jalan hidupnya disinari oleh cahaya Al-Qur’an, prilakunya dihiasi budi pekerti yang luhur (akhlaqul karimah). Selanjutnya, ia akan menjadi insan muttaqin, insan pasca Ramadhan, yang menjadi harapan setiap orang. Insan yang dalam hari raya ini menampakkan tiga hal sebagai pakaiannya: menahan diri dari hawa nafsu, memberi ma`af dan berbuat baik pada sesama insan sebagaimana firman Allah:
“…dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS Ali Imran: 134) Jama`ah Idul Fithri yang berbahagia
Pesan kedua yakni pesan social
Pesan sosial
Ramadhan ini terlukiskan dengan indah. Indah disini justru terlihat pada
detik-detik simpulan Ramadhan dan gerbang menuju bulan Syawwal. Dimana, ketika
umat muslim mengeluarkan zakat fithrah kepada Ashnafuts Tsamaniyah (delapan
kategori kelompok masyarakat yang berhak mendapatkan zakat), terutama kaum fakir
miskin tampak bagaimana tali silaturrahmi serta semangat untuk mengembangkan demikian
faktual terjadi. Kebuntuan dan kesenjangan komunikasi dan tali kasih sayang yang
sebelumnya sempat terlupakan tiba-tiba saja hadir, baik di hati maupun dalam
tindakan. Semangat zakat fitrah ini melahirkan kesadaran untuk tolong menolong (ta`awun)
antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin, antara orang-orang yang
hidupnya berkecukupan dan orang-orang yang hidup kesehariannya serba
kekurangan, sejalan hatinya alasannya yakni كُلُّكُمْ عِيَالُ اللهِ , kalian semua yakni ummat Allah.
Dalam kesempatan ini orang yang mendapatkan zakat akan merasa terbantu beban
hidupnya sedangkan yang memberi zakat mendapatkan jaminan dari Allah SWT;
sebagaimana yang terkandung dalam hadis Qurthubi:
Artinya: “Aku semalam bermimpi melihat peristiwa yang menakjubkan. Aku
melihat sebagian dari ummatku sedang melindungi wajahnya dari sengatan nyala
api neraka. Kemudian datanglah shadaqah-nya menjadi pelindung dirinya dari api
neraka.”
Jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah
Pesan ketiga yakni pesan jihad
Jihad yang dimaksud di sini, bukan jihad dalam pengertiannya yang sempit; yakni
berperang di jalan Allah akan tetapi jihad dalam pengertiannya yang utuh,
yaitu:
“Mengecilkan arti segala sesuatu yang dimilikinya demi mendapatkan
keridhaannya, mendapatkan pahala serta keselamatan dari Siksa-Nya.”
Pengertian jihad ini lebih komprehensif, lantaran yang dituju yakni mengorbankan
segala yang kita miliki, baik tenaga, harta benda, atapun jiwa kita untuk
mencapai keridhaan dari Allah; terutama jihad melawan diri kita sendiri yang
disebut sebagai Jihadul Akbar, jihad yang paling besar. Dengan demikian, jihad
akan terus hidup di dalam jiwa ummat Islam baik dalam kondisi peperangan maupun
dalam kondisi damai. Jihad tetap dijalankan.
Dalam konteks masyarakat Indonesia ketika ini, jihad yang kita butuhkan bukanlah
jihad mengangkat senjata. Akan tetapi jihad mengendalikan diri dan mendorong
terciptanya sebuah sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan dan sejahtera
serta bersendikan atas nilai-nilai agama dan ketaatan kepada Allah.
Mengingat adanya aliran Islam yang mengkampanyekan jihad dengan senjata di
negara tenang Indonesia ini, maka perlu untuk ditekankan lebih dalam bahwa jihad
seharusnya dilandasi niat yang baik dan dipimpin oleh kepala pemerintahan, bukan oleh kelompok atau aliran tertentu.
Jangan hingga mengatasnamakan kesucian agama, akan tetapi tidak bisa memberikan
garansi bagi kemaslahatan umat Islam. Islam haruslah didesain dan bergerak pada
kemaslahatan masyarakat demi mencapai keridhaan Allah dan kemajuan ummat.
Pengalaman pahit salah mengartikan jihad menjadikan Islam dipandang sebagai
agama teroris. Padahal Islam bergotong-royong yakni rahmat bagi alam semesta
(rahmatan lil alamin), agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
keadilan, kedamaian.
Dalam konteks masyarakat Indonesia ketika ini, jihad yang kita butuhkan adalah
upaya mendukung terbangunnya sebuah sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan
dan sehatera yang bersendikan pada ketaatan kepada Allah. Jihad untuk
mengendalikan hawa nafsu dari seluruh hal yang dapat
merugikan
diri kita sendiri, terlebih lagi merugikan orang lain.
Jama`ah Sholat Idul Fitri rahimakumullah
“Diriwayatkan bahwa sebagian sahabat mendatangi Rasulullah. Ketika
berjumpa, salah seorang dari mereka berkata: “Wahai Nabi Allah, kami ingin
sekali mengetahui bisnis apa yang paling dicintai oleh Allah biar kami bisa
menjadikannya sebagai bisnis kami”. Kemudian diturunkan ayat:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kau saya tunjukkan
suatu perniagaan yang sanggup menyelamatkanmu dari azab yang pedih? yaitu) kamu
beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan
jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, kalau kau mengetahui. Niscaya Allah akan
mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke daerah tinggal yang baik di
dalam jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.” (QS
Ash-Shaff:10-12)
Dalam konteks sosial masyarakat kita ketika ini, dimana masih banyak sektor
sosial yang perlu pembenahan lebih lanjut. Maka makna jihad harus mengacu pada
pengentasan masalah-masalah sosial. Oleh alasannya yakni itu, sudah selayaknya pada
momentum lebaran ketika ini, bukan hanya pakaian yang gres akan tetapi
gagasan-gagasan gres juga harus dikedepankan untuk mengentaskan masalah-masalah
sosial yang selama ini membelenggu kemajuan umat Islam Indonesia pada khususnya
dan bangsa dan negara Indonesia pada umumnya.
Jama’ah Sholat Idul Fithri rahimakumullah
Demikianlah tiga pesan yang disampaikan oleh Ramadhan. Oleh alasannya yakni itu, marilah
kita tolong-menolong memikul tanggung jawab untuk merealisasikan ketiga pesan ini
ke dalam bingkai kehidupan nyata. Marilah kita tolong-menolong mengendalikan hawa
nafsu kita sendiri, untuk tidak terpancing pada hal-hal yang terlarang dan
merugikan orang lain; menjalin kekerabatan silaturrahim serta kerjasama sesama
muslim tanpa membeda-bedakan status sosial, serta menyandang semangat jihad
untuk membangun sebuah sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan dan
sejahtera.
KHUTBAH KEDUA
Allahu akbar
3x Laa Ilaha illallah Allahu Akbar Walillahilhamd
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah
Akhirnya
marilah kita berdoa, menundukkan kepala, memohon kepada Allah Yang Maha Rahman
dan Maha Rahim untuk kebaikan kita dan umat Islam dimana saja berada:
Ya Allah,
sesungguhnya kami memuji-Mu, meminta tolong kepada-Mu, dan memohon petunjuk
dari-Mu, kami berlindung dan bertawakal kepada-Mu, kami memuji-Mu dengan segala
kebaikan, kami bersyukur atas semua nikmat-Mu, kami tidak mengingkari-Mu, kami
berlepas diri dari siapa pun yang durhaka kepada-Mu. Ya Allah, hanya kepada-Mu
kami menyembah, hanya untuk-Mu shalat dan sujud kami, dan hanya kepada-Mu kami
berusaha dan bergegas, kami sangat mengharapkan rahmat-Mu dan takut akan
siksa-Mu, sesungguhnya azab-Mu benar-benar ditimpakan kepada orang-orang kafir.
Ya Allah,
segala puji hanya bagi-Mu atas nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat Al-Qur’an,
nikmat bulan Ramadhan, nikmat keluarga, harta dan kesehatan. Segala puji
bagi-Mu atas semua nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami.
Maha Suci
Engkau, kami tidak akan sanggup menghitung dan membatasi kebanggaan bagi-Mu.
Keagungan-Mu hanya sanggup diungkapkan dengan pujian-Mu kepada diri-Mu sendiri,
segala puji hanya bagi-Mu (dari kami) hingga Engkau ridha (kepada kami) dan
segala puji bagi-Mu setelah keridhaan-Mu.
Ya Allah,
sampaikanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada hamba, nabi dan rasul-Mu
Muhammad saw beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.
Ya Allah,
ampunilah kami dan ampuni pula kedua orang bau tanah kami dan sayangilah mereka
mirip kasih sayang mereka ketika mendidik kami di waktu kecil.
kami, kami telah menzhalimi diri sendiri, kalau Engkau tidak mengampuni dan
merahmati kami pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa saudara-saudara kami yang telah
mendahului kami dalam keimanan, dan janganlah Engkau jadikan di hati kami
kedengkian terhadap orang-orang yang beriman, ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ya Allah,
kami memohon kepada-Mu ridha dan surga-Mu serta semua ucapan maupun perbuatan
yang sanggup mendekatkan kami kepadanya, dan kami berlindung kepada-Mu dari murka
dan neraka-Mu serta semua ucapan maupun perbuatan yang sanggup mendekatkan kami
kepadanya.
Ya Allah,
ampunilah dosa-dosa kaum mukminin yang telah wafat dan telah bersaksi atas
keesaan-Mu dan kerasulan nabi-Mu (Muhammad saw) dan mereka meninggal dalam
keadaan demikian. Ya Allah, ampuni dan rahmatilah mereka, maafkan semua
kesalahan mereka, muliakan daerah tinggalnya, luaskan kediamannya, sucikan
mereka dengan air, salju, dan embun, bersihkan mereka dari banyak sekali dosa dan
kesalahan sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari kotoran. Dan balaslah amal
kebaikan mereka dengan kebaikan pula, dan amal buruk mereka dengan maaf dan
pengampunan.
Ya Allah,
bantulah kami dalam berdzikir dan bersyukur serta beribadah kepada-Mu dengan
baik, wahai Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan
kemuliaan.
Ya Allah,
kami yakni hamba-hamba-Mu, anak dari hamba-hamba-Mu pria dan perempuan,
ubun-ubun kami berada dalam tangan-Mu, telah berlaku atas kami hukum-Mu, adil
pasti atas kami keputusan-Mu, kami memohon kepada-Mu dengan memakai semua
nama yang menjadi milik-Mu dan Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau nama yang
Engkau turunkan dalam kitab suci-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada salah satu
di antara hamba-Mu, atau dengan nama yang Engkau simpan dalam diam-diam ghaib di
sisi-Mu, jadikanlah Al-Qur’an yang agung ini taman bunga sepanjang animo di
hati kami, jadikan ia cahaya di dada-dada kami, pelipur lara dan penghapus
gulana, jadikan pula ia pembimbing kami menuju surga-Mu yang penuh kenikmatan.
Ya Allah,
bersihkan dan sucikan hati dan jiwa kami dengan Al-Qur’an yang mulia.
Ya Allah,
ingatkan kami ayat Al-Qur’an yang terlupa, ajarkan kami darinya apa yang
tidak kami ketahui, berikan rezki kepada kami berupa kenikmatan membacanya
malam dan siang, jadikan ia hujjah bagi kami jangan jadikan ia hujjah atas
kami.
Ya Allah,
jadikanlah kami termasuk hebat Al-Qur’an yang menjadi keluarga-Mu dan
hamba-hamba istimewa di sisi-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang.
Ya Allah,
jadikanlah kami termasuk orang-orang yang menegakkan huruf-huruf Al-Qur’an dan
hukum-hukumnya, dan jangan Engkau jadikan kami golongan orang yang menegakkan
huruf-hurufnya namun mengabaikan hukum-hukumnya, dengan rahmat-Mu wahai Dzat
Yang Maha Penyayang.
Ya Allah,
berikan kepada jiwa-jiwa kami ketakwaan kepadamu, dan sucikan dia, Engkaulah
sebaik-baik Zat Yang Menyucikan jiwa, Engkaulah Pelindung dan Penolongnya.
Ya Allah
Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan,
Yang Maha Mengabulkan doa orang yang berada dalam kesulitan, kami memohon
kepada-Mu banyak sekali penyebab turunnya rahmat-Mu, tekad dan kekuatan untuk meniti
jalan yang lurus, limpahan segala kebajikan, keselamatan dari segala dosa,
kemenangan meraih nirwana dan keselamatan dari azab neraka.
Ya Allah
Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan,
kami memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kesucian diri dan kekayaan.
Ya Allah,
kami memohon kepada-Mu segala kebaikan di dunia dan alam abadi yang kami ketahui
maupun yang tidak kami ketahui, dan kami berlindung kepada-Mu dari semua
keburukan di dunia dan alam abadi yang kami ketahui maupun yang tidak kami
ketahui.
Ya Allah,
kami memohon kepadamu segala kebaikan yang telah diminta hamba dan rasul-Mu
Muhammad saw dan hamba-hamba-Mu yang shalih, dan kami berlindung kepadamu dari
segala keburukan yang mereka telah berlindung darinya kepada-Mu.
Ya Allah,
perbaikilah agama kami yang merupakan penjaga urusan kami, perbaikilah dunia
kami yang menjadi daerah hidup kami, dan perbaikilah alam abadi kami lantaran dialah
daerah kembali kami. Jadikan kehidupan ini sebagai penambah segala
kebaikan bagi kami, dan jadikan kematian sebagai kebebasan kami dari segala
keburukan.
Ya Allah,
kami berlindung kepada-Mu dari sulitnya bencana, beratnya penderitaan, buruknya
takdir, dan tepuk tangan musuh.
Ya Allah,
kami berlindung kepada-Mu dari siksa Jahanam, dari siksa kubur, dari fitnah
kehidupan dan kematian, serta dari fitnah Dajjal.
Ya Allah,
bersihkanlah hati kami dari kemunafikan, amal kami dari riya, mulut kami dari
dusta, dan bersihkan mata kami dari khianat, sesungguhnya Engkau mengetahui
pengkhianatan mata dan apa yang disembunyikan dalam dada.
Ya Allah,
cukupkan diri kami dengan yang halal dari yang haram, dengan ketaatan kepada-Mu
dari maksiat kepada-Mu, dan dengan karunia-Mu dari selain-Mu, wahai Yang
Maha Hidup lagi Berdiri
Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan.
Ya Allah,
bebaskan diri kami dari api neraka, lapangkan untuk kami rezki yang halal, dan
jauhkan kami dari jin dan insan yang fasik, wahai Yang Maha Hidup lagi
Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan.
Ya Allah,
jadikanlah amal kami yang terbaik yakni akhirnya, dan umur kami yang terbaik
yakni penghujungnya, dan hari terbaik kami yakni hari bertemu Engkau.
Ya Allah,
hiburlah kami ketika sendirian dalam kubur, hilangkan ketakutan kami ketika
dibangkitkan dari kubur, dan mudahkan semua urusan kami, Ya Tuhan kami, wahai
Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan.
Ya Allah,
perbaikilah (akhlaq) para pemimpin kaum muslimin, bimbinglah mereka dalam
menegakkan keadilan, menyayangi, dan memperhatikan kepentingan rakyat.
Tumbuhkan kecintaan rakyat kepada mereka dan kecintaan mereka kepada rakyat.
Ya Allah,
bimbinglah mereka ke jalan-Mu yang lurus, biar bekerja demi agama-Mu yang
benar, jadikan mereka teladan yang menerima petunjuk-Mu, dengan rahmat-Mu wahai
Dzat Yang Maha Penyayang.
Ya Allah,
bimbinglah mereka biar bekerja sesuai kitab-Mu, sunnah Nabi-Mu, memutuskan
dengan syariat-Mu, dan menegakkan hukum-hukum-Mu.
Ya Allah,
tuntunlah mereka untuk memberantas kemunkaran dan menampilkan segala bentuk
kebaikan.
Ya Allah,
jadikanlah mereka para penyeru kebaikan yang melaksanakannya, penghalang
kemunkaran yang meninggalkannya.
Ya Allah,
perbaikilah keadaan kaum muslimin, murahkanlah harga-harga kebutuhan hidup
mereka, dan jadikanlah mereka kondusif sentosa di tanah air mereka.
Ya Allah,
perbaikilah keadaan para perjaka kaum muslimin, jadikan mereka para pencinta
keimanan dan jadikan iman itu indah dalam hati mereka, bencikan mereka terhadap
kekafiran, kefasikan dan kemaksiatan, dan jadikan mereka orang-orang yang
lurus, dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang.
Ya Allah
Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan,
Yang Maha Mengabulkan doa orang yang berada dalam kesulitan, kami memohon
kepadamu biar Engkau memuliakan Islam dan kaum muslimin, menghinakan
kemusyrikan dan orang-orang musyrik, menghancurkan musuh-musuh agama, dan
menjadikan negeri ini dan negeri-negeri kaum muslimin lainnya kondusif dan
tenteram.
Ya Allah,
tolonglah dan menangkanlah saudara-saudara kami kaum muslimin para mujahidin di
jalan-Mu di mana pun mereka berada. Tolonglah saudara-saudara kami kaum
muslimin para mujahidin Palestina, bebaskan Masjid Aqsha dan tanah Palestina
dari perampok Yahudi, tolonglah saudara-saudara kami kaum muslimin para pejuang
Hamas. Ya Allah, bantulah pula saudara-saudara kami kaum muslimin para
mujahidin di Afghanistan, Kasymir, Irak, Chechnya, dan negeri-negeri kaum
muslimin yang lain, wahai Penguasa alam semesta.
Ya Allah,
berikan kesabaran kepada mereka, teguhkan pendirian mereka, dan tolonglah
mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka.
Ya Allah,
menetapkan kesyahidan bagi yang gugur di antara mereka, dan berikan keselamatan
kepada yang masih hidup.
Ya Tuhan
kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah
kebinasaan yang kekal.
Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah
Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari
sisi-Mu, sesungguhnya Engkau lah Maha Pemberi (karunia).
Ya Tuhan
kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah dosa kami dan peliharalah
kami dari siksa neraka.
Ya Tuhan
kami, berikan rahmat kepada kami dari sisi-Mu, dan sempurnakan bagi kami
petunjuk yang lurus dalam urusan kami.
Ya Allah,
sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari
hati yang tidak khusyu’, dari nafsu yang tidak pernah kenyang, dan dari doa
yang tidak dikabulkan.
Ya Tuhan
kami, kami telah menzhalimi diri sendiri, kalau Engkau tidak mengampuni dan
merahmati kami pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
Ya Tuhan
kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan akhirat, dan peliharalah
kami dari api neraka.
Ya Tuhan
kami, terimalah dari kami (amal dan doa kami), sesungguhnya Engkaulah yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui, dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha
Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Semoga
shalawat senantiasa tercurah kepada pemimpin kami Muhammad saw, keluarga dan
sahabatnya semua. Maha suci Tuhanmu Pemilik kemuliaan dari apa yang mereka
persekutukan. Semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada para rasul dan
segala puji hanya bagi Tuhan semesta alam.
Ceramah kedua
Ceramah Ketiga
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله اكبر… الله اكبر… الله اكبر… لااله الاالله والله اكبر الله اكبر ولله الحمد
َاللهُ اكبَر كَبيْرًا والحَمدُ للهِ كثِيرًا وَسُبحَانَ اللهِ بُكرَةً واَصِيلا, لااله اِلااللهُ ولانعْبدُ الاإيّاه, مُخلِصِينَ لَه الدّ يْن, وَلَو كَرِهَ الكَا فِرُون, وَلَو كرِهَ المُنَافِقوْن, وَلَوكرِهَ المُشْرِكوْن, لاالهَ اِلا اللهَ وَحدَه, صَدَق ُوَعْدَه, وَنَصَرَ عبْدَه, وَأعَزّجُندَهُ وَهَزَمَ الاحْزَابَ وَاحْدَه, لاالهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر, اللهُ اكبَرُ وَِللهِ الحمد.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ . َأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اللهم صل وسلم عَلَيْ محمد وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ. أوصيكم وإياي بتقوي الله لعاكم ترحمون . قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: [يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ]
Segala puji bagi Allah yang telah memberi nikmat kesempatan kepada kita untuk bisa bertemu dengan Ramadhan, sehingga kita bisa menunaikan ibadah shiyam, qiyam, dan ibadah-ibadah lainnya. Kita juga bermohon kepada Allah biar ibadah-ibadah tersebut diterima dan dilipatgandakan pahalanya. Dan kesudahannya kita bermohon biar kiranya diizinkan menutup Ramadhan dengan menggapai keridhaan, ampunan dan pelepasan dari api neraka.
Selawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Muhammad, keluarga, sahabat, dan umatnya hingga simpulan zaman.
Sebagaimana kita ketahui bahwa kehidupan dunia ini akan berakhir sebagaimana umur insan berakhir, demikian juga dengan Ramadhan, ia akan berakhir. Rasanya mirip gres kemarin kita menjemput Ramadhan, namun sekarang ia telah pergi lagi, meski ia masih akan kembali, namun belum tentu ia bertemu dengan kita lagi, lantaran kematian setiap ketika bisa tiba memutus semua hubungan, termasuk memutus kekerabatan kita dengan Ramadhan tahun depan. Nabi bersabda:
َ أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ
“Banyak-banyaklah mengingat pemutus kenikmatan yaitu kematian” (HR. Tirmidzi)
Umur insan di dunia ini tidak akan ada nilainya kalau tanpa amal, seseorang menjadi mulia atau hina bukan lantaran umurnya, tapi lantaran amal yang menghiasi umurnya. Nabi memandang bahwa orang yang paling baik yakni yang panjang umurnya dan baik amalnya. Sebaliknya, orang yang paling buruk yakni yang panjang umurnya dan buruk amalnya.
Dunia ini mirip juga dengan Ramadhan akan meninggalkan di belakangnya dua golongan, yaitu hebat taat dan hebat maksiat. Siapa yang menanam kebaikan akan menuai kebaikan dan siapa yang menanam keburukan akan menuai keburukan.
Setiap muslim di simpulan Ramadhan hendaklah menjadi orang yang tinggi semangat juangnya kepada kebenaran, menguat keimanannya kepada Allah, meninggi rasa cinta dan kepeduliaanya kepada sesama, maksimal taqarrub dan ibadahnya, dan tersambungkan silaturahimnya dengan sesama. Intinya, Ramadhan telah menebar kebaikan dan potensi keshalihan, yang dengan itu seseorang akan berhak dengan nirwana yang dijanjikan.
Keutamaan yang ada pada Ramadhan mengharuskan setiap muslim untuk selalu merindukan bertemu dengannya, dan kepergiannya menjadi kesedihan baginya. Menurut Ibnu Rajab, para sahabat Nabi SAW apabila mereka bertemu dengan Ramadhan, mereka memohon biar ibadah yang telah ditunaikan di dalamnya diterima oleh Allah hingga enam bulan lamanya, dan enam bulan lagi lamanya mereka berdoa biar bisa dipertemukan Ramadhan berikutnya.
Jika Ramadhan ini yakni Ramadhan yang terakhir bagi kita, marilah kita jaga kebaikan-kebaikan yang telah tercipta bersama Ramadhan tersebut, dengan begitu, kalau pun Ramadhan tahun depan kita tidak bertemu lagi, paling tidak Ramadhan tahun ini bisa mengantar kita kepada ketaqwaan dan husnul khatimah.
Ada pun beberapa warisan Ramadhan yang harus dijaga, yaitu:
1. Jagalah spirit keimanannya.
Bulan Ramadhan dengan seluruh keutamaannya telah memperlihatkan spirit keimanan bagi setiap muslim. Atas dasar kekuatan imanlah ia bisa menahan lapar dan dahaganya ketika berpuasa, dan atas dasar iman pula ia bertahan qiyam setiap malam, dan atas dasar iman pulalah ia mengeluarkan zakat fitrah dari hartanya di penghujung Ramadhan.
Andaikata Ramadhan ini yakni Ramadhan terakhir bagi seorang muslim, tentu dia tidak akan membiarkan spirit keimanannya redup, dengan spirit tersebut ia akan terus bermujahadah untuk menggapai taqwa. Sebagaimana Firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kau mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Ali Imran : 102)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تتقون
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kau berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kau biar kau bertakwa”. (Al-Baqarah: 183)
2. Jagalah tradisi ubudiyahnya.
Bulan Ramadhan yakni momentum menguatnya tradisi beribadah, bukan hanya menguat secara kuantitas tetapi juga kualitas. Tradisi ubudiyah tidak hanya menguat di siang hari, tapi juga di malam hari. Intensitas ibadah semakin diperintahkan dipacu dengan mencari malam lailatul qadar. Nabi SAW bersabda:
َ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah Lailatul Qadar pada malam yang ganjil dalam sepuluh malam yang simpulan dari Ramadhan”. (HR. Bukhari)
Dalam mencari lailatul qadar, tidak ada yang lebih besar lengan berkuasa dipacu selain ibadah-ibadahnya, baik itu ibadah qalbiyah (ibadah hati), jasadiyah (ibadah fisik) atau pun ibadah maliyah (ibadah harus).
Tradisi menguatnya ibadah di bulan Ramadhan ini harus bisa ditransfer ke bulan-bulan lainnya setelah bulan Ramadhan.
3. Rawatlah benteng-bentengnya.
Amalan ibadah yang paling utama di bulan Ramadhan yakni ibadah puasa. Ia yakni benteng bagi setiap muslim, benteng dari syahwat dan benteng dari api neraka. Nabi bersabda :
إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنْ النَّارِ هُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
“Puasa yakni tameng yang dijadikan daerah proteksi seorang hamba dari neraka. Puasa itu untuk-Ku dan Saya sendiri yang memberinya pahala” (HR. Ahmad)
Hadis tersebut menegaskan bahwa puasa yakni benteng pertahanan yang besar lengan berkuasa bagi seorang muslim dari buruknya imbas syahwat perut dan kelamin. Nabi SAW bersabda:
“Sungguh yang sangat saya takutkan dari kalian yakni syahwat keji dari perut, dan kemaluan kalian, serta hawa nafsu yang menyesatkan.”
عن أبي هريرة قال سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم عن أكثر ما يدخل الناس الجنة فقال تقوى الله وحسن الخلق وسئل عن أكثر ما يدخل الناس النار فقال الفم والفرج
Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah SAW pernah ditanya perihal sesuatu yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, maka dia pun menjawab: “Takwa kepada Allah dan susila yang mulia.” Dan dia juga ditanya perihal sesuatu yang paling banyak memasukkan orang ke dalam neraka, maka dia menjawab: “Mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi)
4. Jagalah kemesraan dengan Alquran.
Nabi SAW bersabda: “Bacalah Quran lantaran ia tiba pada hari kiamat memberi syafaat kepada pemiliknya. Bacalah zahrawain; Al Baqarah dan Ali ‘Imran, lantaran keduanya tiba pada hari kiamat seperti naungan, seperti awan atau seperti dua kelompok burung berbaris berhujjah membela para pemiliknya. Bacalah surat Al Baqarah lantaran mengambilnya berkah, meninggalkannya kerugian dan tidak bisa dikalahkan oleh tukang-tukang sihir.” (HR. Ahmad)
Ramadhan telah berperan menjaga kekerabatan baik kita dengan Quran dengan membacanya, mentadabburinya, serta mengamalkannya. Semua ini yakni pola kemesraan kekerabatan dengan Quran yang harus terus dijaga biar ia juga menjaga kita dunia dan akhirat.
5. Peliharalah atmosfir keagamaannya.
Sekali dalam setahun Allah datangkan dalam kehidupan orang-orang beriman momentum yang begitu besar lengan berkuasa atmosfir keagamaannya, itulah bulan Ramadhan. Pada momentum ini pintu nirwana dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Padanya semua kebaikan dilipatgandakan pahalanya. Dan di dalamnya ada satu malam yang lebih mulia dari seribu bulan.
Bulan yang telah menghadirkan atmosfir keagamaan ini telah pergi, tapi kepergiannya dihentikan menjadikan atmosfir keagamaan yang telah didatangkannya juga harus pergi. Kita wajib menjaga atmosfir keagamaan tersebut dalam kehidupan kita setelah Ramadhan ini hingga nanti Allah memutuskan kematian kita. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kau mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Ali Imran : 102)
Ibnu Katsir menafsirkan ayat:
وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. Artinya, peliharalah Islam dalam diri kalian sewaktu kalian sehat dan sejahtera biar kalian nanti mati dalam keadaan beragama Islam, lantaran sesungguhnya sifat gemar memberi itu terbina dalam diri seseorang berkat kebiasaannya dalam berderma. Barang siapa yang hidup menjalani suatu hal, maka ia pasti mati dalam keadaan berpegang kepada hal itu; dan barang siapa yang mati dalam keadaan berpegang kepada suatu hal, maka kelak ia dibangkitkan dalam keadaan tersebut.
Perintah untuk menjaga atmosfir spiritual yakni perintah yang logis, lantaran hanya dengan menjaganyalah seseorang akan dengan gampang menjadikan simpulan kehidupannya sebagai simpulan kehidupan yang baik.
Akhirnya marilah kita senantiasa menjaga warisan-warisan kebaikan yang telah dititipkan Ramadhan kepada kita, sehingga andai kita tidak bisa lagi bertemu Ramadhan yang akan datang, kita tetap akan berbahagia alasannya yakni sudah memelihara keutamaan yang telah diajarkannya kepada kira semua.
Selanjutnya, pada penghujung khutbah ini, marilah kita sama-sama menundukkan kepala dan merendahkan hati kita tunduk dan berdoa kepada Allah SWT, Pemilik Segala Keagungan:
اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa.
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِناْ وَلِوَالِدَيناَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِا صَغِيْرَا.
Wahai Tuhan kami, ampunilah dosa kami dan dosa kedua orang bau tanah kami (Ibu dan Bapak kami), sayangilah mereka mirip mereka mengasihi kami di waktu kecil.
اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau yakni sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau yakni sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau yakni sebaik-baik pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau yakni sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rezki sesungguhnya Engkau yakni sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang zhalim dan kafir.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, lantaran ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami lantaran ia menjadi daerah hidup kami. Perbikilah alam abadi kami lantaran ia menjadi daerah kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai perhiasan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menimbulkan ringan bagi kami segala peristiwa alam di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan peristiwa alam atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini harapan kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di alam abadi dan hindarkanlah kami dari azab neraka.
Pencarian yang paling banyak dicari
- khutbah idul fitri pilihan
- khutbah idul fitri sedih
- kumpulan khutbah idul fitri terbaik
- kumpulan ceramah idul fitri 1440 h
- khutbah idul fitri 2019 pdf
- materi khutbah idul fitri yang menyentuh hati
- khutbah idul fitri 1440 h
- khutbah idul fitri perihal kematian
Sumber: tongkronganislami.net | rumaysho.com | dakwatuna.com